Sembuhkan Flu Burung dengan Duduk Bersimpuh

FLU burung yang lagi merebak memang membuat cemas banyak orang. Tapi Drs Madyo Wratsongko MM, menghadapinya dengan senyuman. Baginya, penyakit mematikan tersebut, tak ubahnya seonggok debu yang menempel di kulit. "Kenapa harus cemas, lo wong tubuh kita punya obat penangkal bawaan lahir, kok,'' ujar lelaki tersebut.

Lontaran itu dinyatakan saat melakukan terapi dan pelatihan senam ergonomik dan pijat getar syaraf pada sejumlah karyawan Suara Merdeka Grup di Jalan Pandanaran 30 Semarang, Jumat (23/9) lalu. Direktur Harian Umum Suara Merdeka Kukrit SW, Pemred Suara Merdeka Sasangko Tedjo, serta puluhan karyawan lainnya mengikuti semua sesi yang diarahkan pendiri Tapak Liman Sehat Tanpa Obat tersebut.

Madyo Wratsongko semakin mengernyitkan kening ketika dia bilang bahwa obat penangkal itu hanya dengan duduk bersimpuh. Sesederhanakah itu? Ya, mari dengar alasannya. Kata dia, dengan duduk bersimpuh, secara periodik simpul-simpul syaraf yang ada di dalam tubuh manusia akan terbuka. Tak hanya sekadar duduk memang. Duduk yang dimaksud adalah salah satu gerakan dari senam ergonomik yang disosialisasikannya tiga tahun belakangan ini.

"Dengan terbukanya simpul syaraf, tubuh akan membentuk sistem kekebalan yang nantinya dapat menangkal virus yang masuk," kata pria kelahiran Klaten, 10 Oktober 1958 itu.

Pada prinsipnya, senam ergonomik itu mencakup lima gerakan. Pertama, duduk bersimpuh, seseorang melakukan putaran baling-paling pada kedua telapak tangannya. Itu agar listrik pada tubuh manusia mengalir secara positif.

Kedua, masih dengan posisi serupa, sambil membungkuk seseorang membuang nafas secara teratur. Ketiga, duduk bersimpuh dengan mengangkat kaki yang diistilahkan ''duduk perkasa'' dan bertujuan membuang sampah biolistrik pada tubuh. Keempat, adalah duduk pembakaran. Yang terakhir, tidur terlentang untuk mengaktifkan otot-otot bagian bawah.

Ketika ditanya Tak hanya flu burung, beragam penyakit bisa disembuhkan dengan metode terapis yang dikembangkan Madyo. Misalnya migrain, asam urat, kencing manis, kolesterol, darah tinggi, gula, kanker, keputihan, hingga soal ketahanan seksual.

Adapun pijat getar syaraf adalah satu teknik membersihkan dan mengaktifkan tombol-tombol kesehatan yang ada di sekujur tubuh kita. Tombol kesehatan itu adalah sambungan antarruas tulang di beberapa bagian tubuh manusia. Tombol tersebut juga merupakan sensor organik yang mampu mengalirkan energi listrik di tubuh.

Diminati

Metode terapi yang terbilang sederhana itu mulai diminati berbagai kalangan. Hal itu terlihat saat Madyo menggelar workshop dan terapi di Vina House Semarang, Minggu (25/9). Di tempat itu, dia bahkan menekankan soal prinsip metode yang dikembangkannya. ''Ini itu ilmu terapan, bukan ilmu wacana (teoretis-Red),'' tandas dia.

Karena itu, setelah menguraikan beberapa hal yang berkenaan dengan pijat getar syaraf dan senam ergonomis, Madyo langsung menerapkannya pada peserta. Dibantu empat terapis lain, dia melakukan pijat syaraf getar pada beberapa peserta.

Peserta yang hadir sangat antusias dengan menyebut berbagai penyakit yang dikeluhkan. Tak hanya penyakit ''kelas rendah'', penyakit yang seram seperti kista, autis, atau pembengkakan prostat pun bisa ditangani dengan pijat tersebut.

Sakitkah pijat seperti itu? Jawabannya lihat saja ketika Madyo memijat seorang perempuan yang mengaku terkena kista. Dia menjerit-jerit kesakitan pada saat bagian tungkai kakinya dipijat.

Di luar itu semua, Madyo menekankan bahwa kunci agar terhindar dari berbagai penyakit adalah pola hidup. Pola itu mencakup pola pikir, pola makan, dan pola gerak atau aktivitas. ''Kita sendirilah yang menjadi pengendalinya. Jadi, obat segala obat itu ada dalam diri kita,'' ujarnya. (Fahmi ZM,Saroni Asikin-18h)